By : ketua DPDKS
Setelah memuji Allah Azza Wa Jalla, aku bershalawat kepada rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kepada keluarga, sahabat dan orang-orang yang mau menapak jejaknya.(Amin).
Kesunyian yang menyapaku malam ini memaksaku menulis sesuatu yang semoga bermanfaat untuk diriku dan juga bagi saudara muslim yang membacanya kelak.
Teringat pertanyaan imam Al-Ghazali yang pernah beliau tanyakan pada murid-muridnya yang masih awwam sekaligus memberi pelajaran bagi mereka,
1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling besar di dunia ?
4. Apa yang paling berat di dunia ?
5. Apa yang paling ringan di dunia ?
6. Apa yang paling tajam di dunia ?
Suatu hari, Sang Imam berkumpul dengan murid-muridnya itu. Lalu beliau bertanya.... pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "Orang tua, guru, kawan, dan sahabat".
Beliau membenarkan semua jawaban itu tetapi menjelaskan bahwa yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Karena Allah Azza Wa Jalla telah menyebutkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Q.S. Ali Imran:185)
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Imam Ghozali meneruskan pertanyaan kedua...., "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan polos "Negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang". Lalu Imam Ghozali tersenyum sambil memberitahu bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu tidak salah. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU" kata beliau. Walau dengan cara apa pun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan syariat.
Imam Ghozali meneruskan pertanyaannya yang ketiganya....
"Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "Gunung, bumi dan matahari". Senyum beliau kian mengembang, semua jawaban itu dianggapnya benar dan memang tidak salah. Tapi bukan itu yang beliau maksudkan, lalu menjelaskan bahwa yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179).
Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Pertanyaan keempat pun diutarakannya, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab "Besi dan gajah". Semua jawaban itu sekali lagi tidak salah, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab: 72).
Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
[1233] yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah Azza Wa Jalla meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah Azza Wa Jalla, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.
Kini pertanyaan kelima mengalir lembut dari bibirnya yang menunjukkan perhatiaannya kepada murid-murid di hadapannya, "Apa yang paling ringan di dunia ini?", Ada yang menjawab "Kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua itu benar kata Imam, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Terkadang karena alasan pekerjaan, musyawarah, alasan dibuat-buat atau alasan lainnya waktu sholat kadang terabaikan bahkan sholatnya ditinggalkan.
Dan pertanyaan terakhir kata beliau, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?"... Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "Pedang". Benar, kata beliau, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena sebab lidah, Manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri bahkan nyawa bisa melayang karenanya.
Saudaraku, Hidup di dunia itu unik, hanya sekali dan mati juga sekali. teramat sayang disia-siakan, selayaknya dibingkai dengan keindahan. Adakah kita menganggap keindahan selain islam?, Tiada keindahan melainkan Agama (Islam). Hidup di Akhirat bagai lautan tak bertepi, bagai waktu tak berujung. Hanya 2 tempat persinggahan (Surga/Neraka). Buatlah pilihan! Yang sekali itu tidak boleh berlalu kcuali menoreh prestasi besar di sisi Allah Azza Wa Jalla.
saudaraku, besar harapan semoga tulisan ini berdampak kebaikan bagi kami yang menuliskannya, tentu kebaikan pula bagi yang membacanya namun yang terbaik diantara kita adalah mereka yang mampu memahaminya dengan baik.